SEKATO.ID – Nuzulul Quran salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Pada momen ini, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan.
Nuzulul quran berarti turunnya Alquran. Peristiwa ini dimaknai sebagai turunnya Alquran untuk pertama kali kepada Nabi Muhammad SAW pada malam ke 17 Ramadan. Tahun 2021 ini, malam Nuzulul Quran jatuh pada hari Sabtu (9/5/2021) malam.
Turunnya Alquran ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183.
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)
Nuzulul quran terjadi saat Rasulullah sedang menyepi di Gua Hira. Malaikat Jibril datang menyampaikan wahyu pertama.
“اِقْرَأْ (Iqra’), bacalah!” kata malaikat.
Wahyu pertama turun terdapat dalam surat Al-Alaq ayat 1-5. Setelah peristiwa itu, ayat-ayat Alquran mulai diturunkan perlahan-lahan selama 23 tahun di Mekkah dan Madinah.
Dikutip dari CNN Indonesia, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak membaca Alquran pada malam Nuzulul Quran.
“Di malam Nuzulul Qur’an sebaiknya kita memperbanyak untuk membaca Alquran,” kata Pengasuh Taman Belajar Al-Afifiyah KH Wahyul Afif Al-Ghafiqi.
Membaca Alquran pada malam bulan Ramadan merupakan amalan yang sering dilakukan oleh Nabi Muhammad. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari disebutkan Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah pada setiap malam Ramadan dan dilanjutkan dengan membaca Alquran bersama.
Setelah membaca Alquran, umat Islam dianjurkan mempelajari kandungan dari ayat tersebut untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Pelajari Alqur’anul Karim agar kita dapat mengamalkan isi kandungan Alquran pada kehidupan sehari-hari,” ucap Wahyul.
Soal membaca Alquran ini sempat pula disinggung oleh Cendekiawan Muslim, Quraish Shihab. Ia menganjurkan umat Islam tak sekadar membaca Alquran melainkan juga mencerna dan mendiskusikan kandungannya.
Dalam konferensi pers mengenai panduan beribadah di rumah selama Ramadan di tengah pandemi, ulama Indonesia yang mengambil konsentrasi tafsir Alquran tersebut saat itu tengah membahas mengenai tadarus Alquran. Kata dia, sebagian orang kerap keliru memaknai ibadah tadarus menjadi sebatas membaca Al-Quran atau berlomba-lomba menamatkannya.
“Tadarus itu interaksi antara dua orang untuk membaca Al-Quran dan mempelajarinya. Dan sekarang ini kalau di rumah itu kesempatan yang luar biasa untuk melaksanakan tadarus,” kata Quraish.
Masa karantina mandiri pandemi virus corona ini semakin memungkinkan umat Islam untuk mengamalkan tadarus Alquran secara sungguh-sungguh. Orang tua misalnya, bisa mengajarkan anak membaca dan mempelajari kandungan Alquran.
“Karena tadarus itu, sekali lagi, mengulang-ulangi bacaan sampai paham kandungannya. Sahabat-sahabat nabi dulu begitu–kumpul, berdiskusi ini itu–mereka tidak berpindah ke ayat lain sampai memahami,” jelas Quraish Shihab.
Discussion about this post