SEKATO.ID – Seorang biarawati Myanmar menempatkan dirinya di antara bentrokan polisi dengan pendemo dalam aksi anti-kudeta di kota Myitkyina. Dengan mengenakan pakaian putih dan kerudung gelap, sang biarawati berlutut di hadapan aparat Myanmar dan berkata, “Anda harus melewati saya”.
Seperti dilaporkan Nbcnews, foto permohonan sang biarawati yang terlihat dramatis ini mengejutkan para pendemo sekaligus menjadi berita utama di seluruh dunia. Sang biarawati “memasang badan” di antara polisi dan pendemo di kota Myitkyina pada 28 Februari lalu.
Myanmar tercatat telah melakukan tindakan keras yang semakin brutal terhadap pendemo pro-demokrasi setelah kudeta militer bulan lalu.
Pada rapat umum di kota Myitkyina minggu lalu, Suster Ann Roza mengatakan kepada penyiar Inggris Sky News bahwa dirinya telah memohon kepada polisi untuk tidak memukul, tidak menangkap, tidak menindak para pendemo, karena mereka hanya meneriakkan slogan dan tidak melakukan sesuatu yang buruk.
Pihak kepolisian sempat menyuruh dirinya untuk pergi dari kerumunan pendemo hingga berlutut, namun dia tetap bersikukuh menolaknya.
“Polisi juga berlutut, dan mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka harus melakukannya karena ini untuk menghentikan protes,” ungkap biarawati berusia 45 tahun ini.
Sang biarawati menolak dengan tegas.
“Tidak, jika Anda ingin melakukan ini, Anda harus datang melewati saya,” seru sang biarawati yang diketahui bernama lengkap Ann Roza Nu Tawng.
Beberapa saat kemudian, gas air mata ditembakkan dan suara tembakan terdengar kepada kerumunan pendemo. Sang biarawati tidak dapat memastikan apakah tembakan itu dilakukan oleh petugas yang berbicara dengannya atau oleh anggota militer karena memiliki gangguan penglihatan.
Polisi juga menembaki pendemo dan memukuli beberapa dari mereka. Sang biarawati bisa bertahan dua kali. Meski sejumlah demonstran yang lain tidak seberuntung dirinya.
Saat masih berjuang untuk bernapas, Suster Ann Roza melihat seorang pria yang jatuh di jalan kemudian menyadari dia telah ditembak.
Dalam wawancara terpisah, Suster Ann Roza mengatakan pada kesempatan itu, dia “berpikir hari ini adalah hari dimana aku akan mati” dan bahwa dia telah “memutuskan untuk mati”.
Discussion about this post