SEKATO.ID – Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1943 jatuh pada Minggu, 14 Maret 2021. Nyepi dirayakan setiap Tahun Baru Saka yang jatuh pada tanggal pertama atau kesatu bulan ke-10 dalam kalender Hindu.
Mayoritas penganut agama Hindu berada di Pulau Bali.
Rangkaian Hari Raya Nyepi dimaknai dengan tetap hening sembari melakukan peribadatan. Setiap peringatan Hari Raya Nyepi listrik akan dipadamkan selama 24 jam. Penduduk Bali mematikan semua lampu, termasuk lalu lintas. Dengan kata lain, mereka meninggalkan semua aktivitas duniawi. Bahkan fasilitas publik juga ikut tutup selama Hari Raya Nyepi berlangsung.
Tujuan Hari Raya Nyepi ialah melakukan permohonan kepada Tuhan untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Hari Raya Nyepi memiliki sejumlah rangkaian ritual yang perlu dilaksanakan oleh umat Hindu. Mulai dari Melasti, Tawur Agung dan Pengrupukan, Nyepi hingga Ngembak Geni. Begitupun sebelum dan setelah Nyepi masih ada tahapan lainnya. Berikut ulasannya, dilansir dari cnnindonesia.com :
Melasti, Tawur, Pengrupukan

Dua hari sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan persembahyangan di laut maupun danau, sembari menyucikan segala benda sakral dari Pura.
Laut dan danau bagi kepercayaan Hindu merupakan, sumber air suci (Tirta Amerta) yang mampu menyucikan berbagai hal kotor (dalam diri manusia serta alam).

Kemudian juga ada Tawur, yang dilaksanakan sehari sebelum Nyepi, dengan menyiapkan sesajen (caru) di rumah masing-masing.
Selanjutnya, diikuti dengan menebar nasi Tawur di sekeliling rumah sambil memukul kentongan hingga gaduh, yang oleh umat Hindu disebut Pengrupukan atau Mecaru
Makna dari pengrupukan ini bermaksud untuk mengusir Buta Kala yang ada di sekitaran tempat tinggal. Prosesi Mecaru khususnya di Bali turut dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh berwujud Buta Kala, yang menggambarkan sifat buruk manusia seperti tamak atau jahat.

Setelah ritual berakhir, ogoh-ogoh tersebut dilenyapkan dengan cara dibakar sebagai bentuk membersihkan sifat buruk.
Nyepi

Tujuan dari Penyepian ini sebagai bentuk introspeksi atau menyucikan diri, dengan melepas semua hal yang berhubungan dengan kehidupan duniawi dalam sehari penuh.
Saat Nyepi, bagi yang mampu disarankan berpuasa selama 24 jam, bertapa, yoga maupun semadi. Tujuannya untuk merenungi dosa-dosa sekaligus bersiap menyambut tahun baru.
Ngembak Geni

Setelah Penyepian, ada ritual Ngembak Geni dimana umat Hindu melakukan Dharma Shanti atau mengunjungi keluarga dan tetangga untuk saling memaafkan satu sama lain.
Sama seperti lebaran, supaya menjadi lebih bersyukur, memaafkan segala kekeliruan di tahun sebelumnya dan memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.
Dharma Shanti adalah filsafat Tattwamasi yang memandang semua manusia di penjuru bumi sebagai ciptaan Ida Sanghyang Widhi Wasa.
Kodratnya, manusia harus saling menyayangi serta hidup dalam kerukunan dan kedamaian. Tradisi Ngembak Geni merupakan penutup dari seluruh rangkaian Hari Raya Nyepi umat Hindu yang berlangsung di Bali, pada setiap tahunnya.
Rahajeng nyanggra rahina Nyepi caka 1943. (Selamat menyambut Hari Raya Nyepi Caka 1943)
Discussion about this post