SEKATO.ID – Jepang mengheningkan cipta tepat 10 tahun lalu, sejak gempa bumi dahsyat dan gelombang tsunami menghancurkan pusat nuklir Fukushima, 11 Maret 2011 lalu.
Gempa berkekuatan 9,0 memicu gelombang tsunami setinggi 40,5 meter yang bergerak dengan kecepatan 700 km/jam. Ditambah krisis nuklir menjadikan bencana tersebut yang terburuk sepanjang sejarah negara itu. Mengutip dari tribunnews.com, sebanyak 18.500 orang tewas atau hilang akibat bencana tersebut.
Pembangkit nuklir Fukushima Daiichi Tepco akan menyelimuti daerah sekitarnya dengan radiasi selama bertahun-tahun lamanya. Sehingga kota tersebut tidak layak hini serta menggusur puluhan ribu penduduk ke daerah lainnya.
Dalam sebuah upacara di teater nasional Tokyo, Kaisar Naruhito mengatakan kenangan tak terlupakan dari tragedi itu akan bertahan selama satu dekade.
“Banyak dari mereka yang menderita, meskipun mereka menderita kerusakan yang sangat besar, telah mengatasi banyak kesulitan dengan membantu satu sama lain,” tambahnya.
Acara peringatan tahunan itu diadakan dihadapan hadirin yang lebih sedikit dari biasanya karena masih dalam keadaan pandemi Korona.
Perdana Menteri Yoshihide Suga mengatakan, tantangan yang dihadapi oleh para penyintas telah diperparah oleh pandemi dan bencana alam, termasuk gempa kuat baru-baru ini di wilayah tersebut, yang diklasifikasikan sebagai gempa susulan dari gempa 2011.
“Jepang selalu mengatasi setiap krisis dengan keberanian dan harapan,” ucapnya.
Peringatan berduka cita terlihat di seluruh Jepang. Penduduk lokal meletakkan bunga di kuburan. Sementara yang lainnya berdiri di pinggir laut memanjatkan doa bersama.
Penghormatan dan belasungkawa juga mengalir dari seluruh dunia. Semua orang mulai dari Sekretaris PBB Antonio Guterres hingga penyanyi Lady Gaga menyampaikan pemikiran mereka mengenai perayaan tersebut.
Discussion about this post